[ Sambungan dari Bag. 1 ]
[ 2 ]
SEJARAH RINGKAS MADRASAH
Madrasah bukan
satu-satunxa lembaga pendidikan dalam sejarah Islam, dan bukan pula yang
pertama hadir. Selain Madrasah, tercatat adanya kuttab, masjid-khan, zawiyah,
khanqah, ribath, dar al-qur’an, bayt al-hikmah, dan dar al-hadits, selain
perpustakaan dan observatorium. Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam
pengembangan dunia intelektual. Sementara, universitas (al-jami’ah) adalah
evolusi lebih lanjut dari Madrasah dan gabungan lembaga-lembaga lain, yang
biasanya bermula dari lembaga pendidikan tinggi di sekitar Masjid Jami’.
Kuttab adalah lembaga
pendidikan dasar, dan biasanya terdapat di perkampungan kaum muslimin, yang
diselenggarakan di pekarangan sekitar masjid, di dekat pasar, atau di rumah
pribadi pengajar. Tentu saja, tidak ada sarana-prasarana fisik yang rumit,
sebab tujuan maupun cakupannya sangatlah bersahaja. Tentang kuttab ini
akan dibahas pada bab tersendiri.
Masjid-khan adalah kelanjutan dari pendidikan
konvensional (halaqah) di
masjid-masjid. Kata “khan”
berarti penginapan, atau asrama. Jadi, masjid-khan adalah masjid yang
dilengkapi asrama bagi pelajar yang menimba ilmu disana.
Dar
Al-Qur’an adalah pelanjut
sistem kuttab. Disini, seiring berkembangnya studi-studi Al-Qur’an,
dibangunlah lembaga khusus yang mengkaji qira’at, asbabun nuzul,
nasikh-mansukh, tafsir, dsb. Sebagian Dar Al-Qur’an pada mulanya menginduk pada Madrasah, sebelum
akhirnya dipisah. Kira-kira beriringan dengan dibukanya Dar Al-Qur’an, sekitar
abad VI H/XII M, dibuka pula Dar Al-Hadits yang memberikan penekanan pada
studi hadits.
Adapun khanqah,
zawiyah, dan ribath, adalah lembaga-lembaga yang dikelola kaum Sufi.
Istilah khanqah mungkin berasal dari bahasa Persia, walau tidak terlalu
jelas artinya. Zawiyah artinya “sudut”, yakni tempat khusus bagi Sufi untuk ber-khalwat
serta menempa diri (mujahadah dan riyadhah). Ribath
artinya “bersiaga”, dan mulanya adalah lembaga pendidikan di barak-barak kaum mujahidin
di perbatasan dengan garis dep`n musuh (tsaghr). Aktifitas berjaga
ini disebut murabathah. Seiring menetapnya garis perbatasan, barak-barak
berubah menjadi pemukiman dan ribath mengambil bentuknya yang baru.
Tentang bayt
al-hikmah, sepertinya ia
adalah perpustakaan yang kemudian menyelenggarakan kajian setingkat college,
walau tidak berkembang luas. Kasus serupa terjadi pada observatorium, yang
tentu kajiannya berhubungan erat dengan astronomi.
Madrasah sendiri sebenarnya merupakan bentuk
paling lengkap dari lembaga pendidikan, karena di dalamnya bisa berafiliasi
bermacam ilmu dan level. Kehadiran bangunan khusus pembelajaran,
sebenarnya merupakan kompromi dari proses evolusi pendidikan dalam dunia Islam.
Pada periode awal, ketika pendidikan lebih bersifat individual dan merupakan
inisiatif perseorangan, halaqah bisa diselenggarakan di masjid, dan
umumnya terbatas mengajarkan materi-materi keagamaan seperti Al-Qur’an dan
hadits. Ada nuansa ibadah dan dzikir yang kental di dalamnya. Namun, ketika materi
pendidikan telah berkembang, pembelajaran di masjid terkadang tidak bisa lagi
dilakukan. Sebab, aktifitas pembelajaran menjadi lebih hiruk-pikuk, sementara
masjid menuntut adanya ketenangan dan suasana sakral.
[*]
Bersambung....
Bagian 1, klik DISINI.
Bagian 2.
Bagian 3, klik DISINI
Bagian 4-1, klik DISINI
Bagian 4-2, klik DISINI
Bagian 5, klik DISINI
Bagian 6-1, klik DISINI
Bagian 6-2, klik DISINI
Bagian 7, klik DISINI
Bagian 8, klik DISINI
Bagian 1, klik DISINI.
Bagian 2.
Bagian 3, klik DISINI
Bagian 4-1, klik DISINI
Bagian 4-2, klik DISINI
Bagian 5, klik DISINI
Bagian 6-1, klik DISINI
Bagian 6-2, klik DISINI
Bagian 7, klik DISINI
Bagian 8, klik DISINI
Untuk mendapatkan naskah lengkapnya dalam format PDF, silakan cek laman DOWNLOAD, atau klik DISINI