Pengelolaan Madrasah - Bag. 2/8


 

[ Sambungan dari Bag. 1 ]


[ 2 ]
SEJARAH RINGKAS MADRASAH

Madrasah bukan satu-satunxa lembaga pendidikan dalam sejarah Islam, dan bukan pula yang pertama hadir. Selain Madrasah, tercatat adanya kuttab, masjid-khan, zawiyah, khanqah, ribath, dar al-qur’an, bayt al-hikmah, dan dar al-hadits, selain perpustakaan dan observatorium. Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam pengembangan dunia intelektual. Sementara, universitas (al-jami’ah) adalah evolusi lebih lanjut dari Madrasah dan gabungan lembaga-lembaga lain, yang biasanya bermula dari lembaga pendidikan tinggi di sekitar Masjid Jami’.
Kuttab adalah lembaga pendidikan dasar, dan biasanya terdapat di perkampungan kaum muslimin, yang diselenggarakan di pekarangan sekitar masjid, di dekat pasar, atau di rumah pribadi pengajar. Tentu saja, tidak ada sarana-prasarana fisik yang rumit, sebab tujuan maupun cakupannya sangatlah bersahaja. Tentang kuttab ini akan dibahas pada bab tersendiri.
Masjid-khan adalah kelanjutan dari pendidikan konvensional (halaqah) di masjid-masjid. Kata “khan” berarti penginapan, atau asrama. Jadi, masjid-khan adalah masjid yang dilengkapi asrama bagi pelajar yang menimba ilmu disana.
Dar Al-Qur’an adalah pelanjut sistem kuttab. Disini, seiring berkembangnya studi-studi Al-Qur’an, dibangunlah lembaga khusus yang mengkaji qira’at, asbabun nuzul, nasikh-mansukh, tafsir, dsb. Sebagian Dar Al-Qur’an pada mulanya menginduk pada Madrasah, sebelum akhirnya dipisah. Kira-kira beriringan dengan dibukanya Dar Al-Qur’an, sekitar abad VI H/XII M, dibuka pula Dar Al-Hadits yang memberikan penekanan pada studi hadits.
Adapun khanqah, zawiyah, dan ribath, adalah lembaga-lembaga yang dikelola kaum Sufi. Istilah khanqah mungkin berasal dari bahasa Persia, walau tidak terlalu jelas artinya. Zawiyah artinya “sudut”, yakni tempat khusus bagi Sufi untuk ber-khalwat serta menempa diri (mujahadah dan riyadhah). Ribath artinya “bersiaga”, dan mulanya adalah lembaga pendidikan di barak-barak kaum mujahidin di perbatasan dengan garis dep`n musuh (tsaghr). Aktifitas berjaga ini disebut murabathah. Seiring menetapnya garis perbatasan, barak-barak berubah menjadi pemukiman dan ribath mengambil bentuknya yang baru.
Tentang bayt al-hikmah, sepertinya ia adalah perpustakaan yang kemudian menyelenggarakan kajian setingkat college, walau tidak berkembang luas. Kasus serupa terjadi pada observatorium, yang tentu kajiannya berhubungan erat dengan astronomi.
Madrasah sendiri sebenarnya merupakan bentuk paling lengkap dari lembaga pendidikan, karena di dalamnya bisa berafiliasi bermacam ilmu dan level. Kehadiran bangunan khusus pembelajaran, sebenarnya merupakan kompromi dari proses evolusi pendidikan dalam dunia Islam. Pada periode awal, ketika pendidikan lebih bersifat individual dan merupakan inisiatif perseorangan, halaqah bisa diselenggarakan di masjid, dan umumnya terbatas mengajarkan materi-materi keagamaan seperti Al-Qur’an dan hadits. Ada nuansa ibadah dan dzikir yang kental di dalamnya. Namun, ketika materi pendidikan telah berkembang, pembelajaran di masjid terkadang tidak bisa lagi dilakukan. Sebab, aktifitas pembelajaran menjadi lebih hiruk-pikuk, sementara masjid menuntut adanya ketenangan dan suasana sakral. 


[*]



Bersambung....

Bagian 1, klik DISINI.
Bagian 2.
Bagian 3, klik DISINI
Bagian 4-1, klik DISINI
Bagian 4-2, klik DISINI
Bagian 5, klik DISINI
Bagian 6-1, klik DISINI
Bagian 6-2, klik DISINI
Bagian 7, klik DISINI
Bagian 8, klik DISINI


Untuk mendapatkan naskah lengkapnya dalam format PDF, silakan cek laman DOWNLOAD, atau klik DISINI