Adab Umum Guru dan Murid - Bag. 3


Keempatbelas
Untuk membangun sikap lapang dada, maka hindari melakukan suatu perbuatan yang tidak disukai teman-teman Anda di hadapan mereka. Jagalah pula ikatan kasih sayang Anda dengan mereka.
Berusahalah men-ta’wil kesalahan (mukhalafah) yang mereka lakukan. Cobalah untuk menerka ‘udzur (alasan yang bisa mem-benarkan tindakan) mereka. Jangan membuat mereka ketakutan dan menjauh. Hindarilah mendebat teman-teman Anda. Berpura-puralah tidak tahu terhadap kejelekan-kejelekan mereka, dan jangan saling menyebarkan kejelekan sesama. Hanya saja, Anda tidak boleh lupa kepada hak-haknya, yaitu diberi nasihat dan diingatkan dengan cara yang ma’ruf. Carilah kesempatan yang baik untuk menasihatinya, dan bukan dengan cara menjatuhkan kehormatannya di depan banyak orang. Sebab, diantara hak se-sama muslim adalah memberi nasihat yang baik dalam kebe-naran, ketaqwaan, kasih sayang dan penuh kesabaran.
Jangan pernah merasa iri-dengki kepada seorang pun dari me-reka. Jika suatu saat salah satu dari mereka merasa tidak senang kepada Anda, maka berusahalah untuk mengambil hati mereka sehingga perasaan tidak senang itu pun akhirnya hilang. Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta kita untuk berusaha menyambung hubungan dengan siapa saja yang memutuskannya dengan kita, menyebarkan salam, memberinya hadiah, menje-nguknya ketika sakit, membantu mengatasi kesulitannya, dan terus-menerus mendoakannya tanpa sepengetahuannya. Sebaik-nya Anda tidak membalas keburukan mereka dengan keburukan pula, meskipun Anda mampu. Akan tetapi Anda seharusnya bersabar dan selalu mengharap keridhaan Allah.
Pergaulilah sesama Anda dengan penuh kasih sayang dan kelem-butan. Tidak layak bagi Anda untuk mencari-cari keburukan mereka. Jangan sekali-kali menyakiti teman, besar atau kecil. Hindari sejauh mungkin mempergunjingkan (ghibah) kejelekan-kejelekan mereka. Sebab, ghibah akan memperbesar kejelekan-nya di mata Anda dan melumpuhkan keinginan Anda untuk memperbaikinya. Jika ada seorang teman yang memulai membi-carakan kejelekan orang lain, siapapun dia, maka segera alihkan kepada topik yang lain, atau ingatkan secara baik agar berhenti.
Abu 'Amr al-'Aufi berkata, "Ada yang mengatakan begini: Berte-manlah dengan orang yang: jika engkau berteman dengannya maka ia akan menghiasimu, jika engkau berkhidmat kepadanya maka ia akan memeliharamu, jika engkau tertimpa kesulitan ma-ka ia akan membantumu, jika ia melihat kebaikan pada dirimu maka ia akan mengingat-ingatnya, jika ia melihat keburukan pada dirimu maka ia akan menutup-nutupinya, jika engkau berbi-cara maka ia membenarkan ucapanmu, dan jika engkau menyam-bung (tali hubungan dengannya) maka ia akan memperkokoh tali hubunganmu itu." Sebagian perawi ada yang menambahkan, "Ti-dak ada malapetaka yang mendatangimu yang berasal darinya, jalan-jalan yang ditempuhnya tidak berseberangan denganmu, jika engkau meminta kepadanya ia akan memberimu, jika engkau diam maka ia akan memulai berbicara kepadamu, dan jika engkau berebut sesuatu dengannya maka ia akan (mengalah dan) memberikannya kepadamu." – Riwayat Ibnu Abid Dunya dalam al-Ikhwan.
Cukuplah nasihat terakhir ini sebagai bekal Anda dalam bergaul dengan sesama. Berusahalah agar sifat-sifat teman terbaik yang dipaparkan diatas menjadi sifat Anda, sehingga Anda pun akan mendapatkan orang-orang yang baik pula di sisi Anda. Sebab, ketahuilah bahwa pada hakikatnya jiwa manusia itu hanya akan cocok dan dekat dengan sejenisnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ruh-ruh itu seperti kumpulan tentara, mana saja yang saling kenal akan akrab dan dekat, sedangkan yang saling merasa asing akan berselisih.” – Riwayat al-Bukhari dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Menurut riwayat al-Baihaqi dalam al-Ausath, ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya ruh-ruh itu di udara bagaikan kumpulan tentara, mereka saling berhadapan dan saling mencium (aroma masing-masing), maka mana saja yang saling mengenal akan akrab dan dekat, sementara yang saling asing akan berse-lisih.”
[*]

--- selesai --- 

Artikel terkait:
Bagian 1
Bagian 2



(*) Dzulhijjah 1431 H – Nopember 2010 M.