NGAJI BARENG SURAH AL-MULK (9)
Ayat 16-18
أَأَمِنْتُمْ مَنْ
فِي السَّمَاءِ
أَنْ يَخْسِفَ
بِكُمُ الْأَرْضَ
فَإِذَا هِيَ
تَمُورُ (16)
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa)
di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan
tiba-tiba bumi itu bergoncang?"
أَمْ أَمِنْتُمْ
مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ
يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ
حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ
نَذِيرِ (17)
"Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang
(berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak
kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku."
وَلَقَدْ كَذَّبَ
الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ
كَانَ نَكِيرِ (18)
"Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan
(rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku."
Hikmah yang kita ambil dari sini, antara lain:
Seperti sudah kita jelaskan pada bagian terdahulu, Al-Quran sering
menyandingkan sesuatu hal dengan kebalikannya, untuk menguatkan pesan-pesan
yang ingin disampaikan. Di sini, pola serupa kembali dipergunakan.
Kita sudah mengkaji sejak awal surah ini bagaimana keindahan,
keseimbangan, keteraturan, dan kesempurnaan ciptaan Allah di alam semesta.
Semua itu mestinya membangkitkan ketakjuban dan pengakuan terhadap Penciptanya,
Allah ta'ala. Demikian pula segenap rezeki dan pengaturan-Nya yang sempurna di
alam ini, yang membuat kita bisa hidup dengan nyaman. Ini adalah titik tolak
untuk beriman dan mentauhidkan Allah.
Akan tetapi, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak manusia yang
justru kufur ni'mat, menduakan Allah dengan yang lain, dan lalai. Maka, sudah
saatnya jika ancaman dan peringatan keras pun diproklamirkan. Nah, ayat-ayat
yang kita kaji ini berbicara tentang ancaman Allah kepada orang-orang yang
tidak mau beriman; dengan mengingatkan potensi bahaya-bahaya besar yang
mengintai di balik segenap karunia dan ciptaan-Nya; yang selama ini mereka
nikmati dan membuat mereka menyangka bahwa adzab Allah tak mungkin datang
melaluinya.
Sesungguhnya, di balik keindahan alam semesta dan karunia-karunia besar
yang Allah titipkan di segala penjuru, tersisip pula kebalikannya. Langit yang
indah bisa tiba-tiba melontarkan ribuan serpihan meteor ke bumi. Hujan yang
membawa rahmat bisa berbalik menjadi bencana tak terbendung. Laut yang menjadi
sumber penghidupan bisa bergolak murka dan justru mencerabut kehidupan. Bumi
yang memangku kita boleh jadi bergoncang hebat dan malah menelan kita ke dalam
timbunan longsor maupun reruntuhan akibat gempa. Masihkan kita merasa aman?
Ayat-ayat itu mengetuk kesadaran kita: bahwa jangan terlena hanya
mengagumi keindahan alam ciptaan ini, lalu melupakan Penciptanya. Jangan hanya
pandai menikmati rezeki karunia Allah di bumi ini, lalu lupa berterima kasih
kepada Sang Pemberi rezeki. Jangan merasa aman, sebab apa yang hari ini kita
rasakan sebagai karunia sesungguhnya bisa berubah menjadi bencana;
sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan dan tidak perlu meminta pertimbangan dari
kita.
Alam semesta adalah ayat-ayat Allah. "Ayat" (آية) artinya tanda.
Setiap tanda tidak menunjuk kepada dirinya sendiri, tapi kepada selainnya.
Namun, akibat kemalasan, hawa nafsu, bujukan syetan, dominasi dosa, dan aneka
penyebab lain banyak manusia yang lalai. Mereka melihat tanda-Nya, tapi mengabaikan
siapa yang dimaksud oleh tanda itu. Alam semesta ini bukan sekedar tontonan dan
hiburan untuk memuaskan nafsumu, tapi ini adalah tanda-tanda keberadaan
Tuhanmu!
Alam semesta adalah hamba Allah dan tunduk kepada-Nya. Jika mau, Allah
bisa menyuruhnya mengeluarkan berjuta-juta berkah, dan jika mau Allah pun bisa
menyuruhnya membanjirkan berjuta-juta nestapa. Gunung yang berpanorama indah
dan disanjung-sanjung seantero dunia sebenarnya bisa dengan cepat berubah
menjadi monster yang menciutkan nyali siapa pun!
Dalam kedua kondisi itu, mestinya engkau lebih mengingat Allah dibanding
yang lain. Baik ketika bumi tenang maupun berguncang, sungguh ada pesan-pesan
Allah di situ. Namun, sayang sekali, kini orang lebih sibuk membahas lempeng
tektonik mana yang bertumbukan, samasekali tidak ingat siapa yang kuasa
menyuruhnya untuk diam maupun berguncang. Mereka merasa aman hanya karena telah
tahu dan punya ilmu. Mereka lupa bahwa ada kuasa Allah di balik semua itu; yang
melampaui seluruh sains & teknologi yang mereka capai.
Berimanlah! Bergegaslah memperbaiki diri! Jika tidak, engkau hanya memanen
sesal tak bermakna. Allah sudah mengingatkanmu: "Maka kelak kamu akan
mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku." Hanya saja, jika
engkau mendengar kalimat ini kelak, itu pasti di akhirat, saat segalanya sudah
terlambat. Na'udzu billah!
Cukuplah kebinasaan umat-umat terdahulu --- juga tokoh-tokoh tertentu yang
dikisahkan Al-Quran --- menjadi pelajaran bagimu: 'Ad, Tsamud, penduduk Madyan,
penduduk Rass, kaum Luth, kaum Nuh, Fir'aun, Haman, Qarun, Abu Lahab, pasukan
gajah Abrahah, dsb. Mereka kufur dan menantang Allah, sehingga dihancurkan
tanpa sanggup menggelar perlawanan. Baca dan renungi kisah-kisah mereka, agar
menjadi pelajaran bagimu!
Wallahu a'lam.