AL-MASIH 'ISA dan AL-MASIH DAJJAL


Bismillahirrahmanirrahim

AL-MASIH

Dalam khazanah Islam, istilah al-Masih digunakan untuk dua makna yang saling berseberangan, dan disandangkan kepada dua sosok yang saling bertentangan: al-Masih Isa dan al-Masih Dajjal.



Gelar Al-Masih untuk nabi Isa sering disitir dalam al-Quran, tapi tidak pernah dipakai untuk Dajjal. Istilah al-Masih untuk Dajjal hanya dipakai dalam hadis. Akar katanya sama, tapi makna yang dimaksud berbeda.

Ada banyak keterangan tentang hal ini, misalnya dalam penafsiran QS Ali Imran: 45 tentang kelahiran nabi Isa.


إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ath-Thabari, dan Tafsir Al-Qurthubi, ada banyak makna untuk gelar tsb, tergantung bagaimana para ulama mengembalikan akar katanya.

Ada yang menyatakan akar katanya masaha (مسح), artinya mengusap. Dari sini, kata al-Masih mengikuti wazan fa'iil (فعيل). Wazan ini bisa bermakna faa'il (فاعل) yakni isim fa'il, atau maf'uulun (مفعول) yakni isim maf'ul.

Jika dimaknai sebagai isim fa'il, ini terkait salah satu mukjizat beliau, yaitu mengusap siapa saja orang sakit dan langsung sembuh dengan izin Allah, bahkan orang mati pun jadi hidup lagi dengan izin Allah. Pengertian ini juga dipakai pada Dajjal, karena ia suka menunjukkan hal-hal ajaib serupa tapi sebenarnya sihir. Keterangannya ada dalam banyak hadis tentang perilaku Dajjal ini.

Jika dimaknai sebagai isim maf'ul, ini terkait dengan Nabi Isa yang telah "diusap" oleh berkah dan perlindungan dari Allah (ma'shum) sehingga terjauh dari dosa. Semua nabi telah mendapat "usapan" ini. Ada yang mengatakan, di antara tanda bekas "usapan" Allah adalah aroma harum pada tubuh mereka yang asli, bukan karena minyak wangi, sehingga mudah dikenali bahwa ia benar-benar seorang Nabi, bukan penipu. Akan tetapi, al-Masih untuk Dajjal, maknanya: dia telah "diusap" sebelah matanya sehingga buta sebelah atau juling.

Oleh karenanya pula, istilah Al-Masih untuk Isa bisa berarti ash-Shiddiq (yang sangat jujur) karena semua kebaikan pada dirinya asli, tapi untuk Dajjal berarti al-Kadzdzab (pembohong besar) karena semua hanya tipuan.

Sebagian ulama mengatakan bahwa akar kata al-Masih adalah siyaahah (السياحة), dari kata saaha-yasiihu-siyaahatan (ساح يسيح سياحة), artinya berkelana di muka bumi, menjelajahi dan mendatangi berbagai penjuru bumi. Nabi Isa adalah Nabi yang tidak punya tempat tinggal tetap. Beliau mengembara dan berdakwah di antara Bani Israil di berbagai penjuru. Pada zaman itu, 12 suku Bani Israil telah terpencar karena mengungsi akibat agresi berkali-kali dari Babilonia, Romawi, dan bangsa-bangsa lain terhadap Yerusalem. Maka nabi Isa mendatangi setiap suku dan mendakwahi mereka di tempat bermukimnya masing-masing.

Dajjal juga diceritakan gemar mendatangi seluruh penjuru bumi dan mengembara ke mana-mana. Ia dikaruniai kemampuan ajaib untuk berpindah tempat dengan sangat cepat. Ada banyak hadis yang menceritakannya. Tapi tujuan Dajjal adalah menimbulkan fitnah dan kerusakan. Tidak ada tempat yang selamat dari kunjungannya kecuali Makkah dan Madinah. Inilah makna al-Masih Dajjal.

Oleh karena itu, tidak ada nabi yang paling tepat untuk berhadapan dengan Dajjal kecuali Nabi Isa. Seluruh sifat mulia beliau diputarbalikkan oleh Dajjal. Maka beliau pantas diturunkan di akhir zaman untuk membersihkan namanya dan membunuh si pembohong itu. Wallahu a'lam

(*) Alimin Mukhtar. Selasa, 02 Rb. Akhir 1437 H