Nasehat berharga





Bismillahirrahmanirrahim

NASEHAT BERHARGA

وَبِهِ قَالَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ بْنِ مِقْسَمٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِىِّ بْنِ الْحَسَنِ الْكَاتِبُ قَالَ حَدَّثَنِى أَبِى قَالَ حَدَّثَنِى الهَيْثَمُ قَالَ
Ahmad bin Muhammad bin Miqsam menceritakan kepada kami, ia berkata: Abul Hasan ‘Ali bin al-Hasan al-katib menceritakan kepada kami, ia berkata: ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: al-Haitsam menceritakan kepadaku, ia berkata:


حَدَّثَنِى بَعْضُ أَصْحَابِ جَعْفَرِ ابْنِ مُحَمَّدٍ الصَّادِقِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى جَعْفَرٍ وَمُوْسَى بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُوَ يُوْصِيْهِ بِهَذِهِ الْوَصِيَّةِ فَكَانَ مِمَّا حَفِظْتُ مِنْهَا أَنْ قَالَ يَا بُنَىَّ اِقْبَلْ وَصِيَّتِى وَاحْفَظْ مَقَالَتِى فَإِنَّكَ إِنْ حَفِظْتَهَا تَعِيْشُ سَعِيْدًا وَتَمُوْتُ حَمِيْدًا
Salah seorang murid Ja’far bin Muhammad ash-Shadiq berkata: saya masuk menjumpai Ja’far, sementara Musa ada di hadapannya, dan beliau sedang menasehati Musa dengan nasehat-nasehat ini. Di antara yang saya ingat darinya adalah, beliau berkata: “Wahai anakku, terimalah nasehatku dan ingatlah perkataanku! Bila engkau mengingatnya, niscaya engkau hidup bahagia dan mati terpuji.

يَا بُنَىَّ مَنْ قَنَعَ بِمَا قُسِمَ لَهُ اِسْتَغْنَى
Wahai anakku, siapa saja yang qana’ah dengan apa yang dibagikan oleh Allah untuknya, niscaya hidup berkecukupan

وَمَنْ مَدَّ عَيْنَهُ إِلَى مَا فِى يَدِ غَيْرِهِ مَاتَ فَقِيْرًا
Siapa yang menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, niscaya mati melarat

وَمَنْ لَمْ يَرْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَهُ اِتَّهَمَ اللهُ فِى قَضَائِهِ
Siapa yang tidak ridha dengan apa yang dibagikan oleh Allah untuknya, berarti menuduh Allah dalam qadha’-Nya

وَمَنْ اِسْتَصْغَرَ زَلَّةَ غَيْرِهِ اِسْتَعْظَمَ زَلَّةَ نَفْسِهِ
Siapa yang menganggap kecil ketergelinciran orang lain, pasti menganggap besar ketergelincirannya sendiri

يَا بُنَىَّ مَنْ كَشَفَ حِجَابَ غَيْرِهِ انْكَشَفَتْ عَوْرَاتُ بَيْتِهِ
Wahai anakku, siapa yang menyingkap hijab (penutup rahasia/aib) orang lain, niscaya tersingkap aib rumahnya sendiri

وَمَنْ سَلَّ سَيْفَ البَغْىِ قُتِلَ بِهِ
Siapa menghunus pedang (untuk) memberontak, niscaya dibunuh dengan pedangnya sendiri

وَمَنْ احْتَفَرَ بِئْرًا لِأَخِيْهِ سَقَطَ فِيْهِ
Siapa menggali sumur untuk (mencelakakan) saudaranya, niscaya tercebur ke dalamnya

وَمَنْ دَاخَلَ السُّفَهَاءَ حُقِرَ
Siapa bergaul rapat dengan orang-orang bodoh, niscaya diremehkan

وَمَنْ خَالَطَ الْعُلَمَاءَ وُقِرَ
Siapa mengakrabi ulama’, niscaya disegani

وَمَنْ دَخَلَ مَدَاخِلَ السُّوْءِ اُتُّهِمَ
Siapa masuk ke tempat-tempat yang buruk, niscaya dicurigai

يَا بُنَىَّ إِيَّاكَ أَنْ تَزْرِى بِالرِّجَالِ فَيُزْرَى بِكَ
Wahai anakku, jangan melecehkan tokoh-tokoh besar, sehingga engkau balik dilecehkan

وَإِيَّاكَ وَالدُّخُوْلَ فِيْمَا لَا يَعْنِيْكَ فَتُذَّلُ لِذَلِكَ
Jangan ikut-ikutan melakukan sesuatu yang tidak bermakna bagimu, sehingga engkau diremehkan karenanya

يَا بُنَىَّ قُلْ الحَقَّ لَكَ وَعَلَيْكَ تُسْتَشَارُ مِنْ بَيْنِ أَقْرِبَائِكَ
Wahai anakku, ungkapkanlah kebenaran, baik menguntungkanmu atau merugikanmu, niscaya engkau dijadikan konsultan di kalangan kerabatmu

يَا بُنَىَّ كُنْ لِكِتَابِ اللهِ تَالِيًا وَلِلسَّلَامِ فَاشِيًا وَلِلْمَعْرُوْفِ آمِرًا وَعَنِ الْمُنْكَرِ نَاهِيًا وَلِمَنْ قَطَعَكَ وَاصِلًا وَلِمَنْ سَكَتَ عَنْكَ مُبْتَدِئًا وَلِمَنْ سَأَلَكَ مُعْطِيًا
Wahai anakku, jadilah engkau pembaca Kitabullah, penebar salam, penganjur kema’rufan, pencegah kemunkaran, penyambung hubungan dengan orang yang memutusmu, pemulai bicara kepada orang yang mendiamkanmu, dan pemberi orang meminta kepadamu

وَإِيَّاكَ وَالنَّمِيْمَةَ فَإِنَّهَا تَزْرَعُ الشَّحْنَاءَ فِى قُلُوْبِ الرِّجَالِ
Jauhilah namimah (menebarkan fitnah), sebab ia akan menyemai kebencian di hati para tokoh

وَإِيَّاكَ وَالتَّعَرُّضَ لِعُيُوْبِ النَّاسِ فَمَنْزِلَةُ الْمُتَعَرِّضِ لِعُيُوْبِ النَّاسِ كَمَنْزِلَةِ الْهَدْفِ
Jangan menyerang aib orang lain, sebab penyerang aib orang lain itu kedudukannya sama dengan sasaran – yakni, memasang dirinya sendiri untuk diserang balik

يَا بُنَىَّ إِذَا طَلَبْتَ الجُوْدَ فَعَلَيْكَ بِمَعَادِنِهِ فَإِنَّ لِلْجُوْدِ مَعَادِنَ وَلِلْمَعَادِنِ أُصُوْلًا وَلِلْأُصُوْلِ فُرُوْعًا وَلِلْفُرُوْعِ ثَمْرًا وَلَا يَطِيْبُ ثَمْرٌ إِلَّا بِفَرْعٍ وَلَا فَرْعٌ إِلَّا بِأَصْلٍ وَلَا أَصْلٌ ثَابِتٌ إِلَّا بِمَعْدِنٍ طَيِّبٍ
Wahai anakku, bila engkau mencari kedermawanan maka datangilah sumber-sumbernya, sebab kedermawanan itu ada sumbernya; sumber-sumber itu memiliki pokok-pokok; pokok-pokok itu memiliki cabang-cabang; cabang-cabang itu memiliki buah. Tapi buah itu tidak akan baik kecuali dengan (baiknya) cabang; cabang tidak akan baik kecuali dengan (baiknya) pokok; dan tidak ada pokok yang bisa kokoh kecuali dengan sumber yang baik pula.

يَا بُنَىَّ إِذَا زُرْتَ فَزُرْ الأَخْيَارَ وَلَا تَزُرْ الفُجَّارَ فَإِنَّهُمْ صَخْرَةٌ لَا يَتَفَجَّرُ مَاؤُهَا وَشَجَرَةٌ لَا يَخْضَرُ وَرَقُهَا وَأَرْضٌ لَا يَظْهَرُ عُشْبُهَا
Wahai anakku, bila engkau berkunjung maka kunjungilah orang-orang baik, jangan mengunjungi para pendurhaka sebab mereka itu (bagaikan) batu yang tidak memancarkan air, pohon yang tidak menghijau daunnya, tanah yang tidak muncul rumputnya

قَالَ عَلِىُّ بْنُ مُوْسَى : فَمَا تُرِكَتْ هَذِهِ الْوَصِيَّةُ إِلَى أَنْ تُوُفِّىَ
‘Ali bin Musa berkata: “Wasiat ini tidak pernah ditinggalkan sampai wafatnya.”


انظر : تهذيب الكمال ج 5 ص 89-90 و سير أعلام النبلاء ج 6 ص 263
Lihat: Tahdzibul Kamal V/89-90 dan Siyaru A’lamin Nubala’ VI/263.