Bismillahirrahmanirrahim
Ini adalah kisah
tentang manusia yang nilainya seorang diri melebihi satu pasukan besar,
dikarenakan keteguhan iman dan kedekatannya dengan Allah. Keberadaannya pun mengundang
simpati serta turunnya pertolongan Allah kepada jamaah kaum muslimin.
Al-Ashma’i bercerita:
Di suatu musim
panas, tatkala panglima Qutaibah bin Muslim al-Bahili telah membariskan
pasukannya hendak berperang melawan bangsa Turki, beliau merasa gentar
menghadapi mereka. Beliau pun menanyakan dimana Muhammad bin Wasi’ berada. “Lihatlah,
apa yang sekarang sedang beliau kerjakan!” tanyanya. Seseorang berkata, “Beliau
ada di penghujung sayap kanan pasukan, sedang bersandar pada busurnya, seraya
mengacungkan telunjuknya ke langit.” – yakni, berdoa.
Maka, Qutaibah pun berkata, “Telunjuknya itu lebih aku sukai dibanding 100 ribu pedang terkenal yang dibawa oleh pemuda-pemuda perkasa!”
[*] Dikutip dari Tarikh Dimasyqa juz 56 hal. 168,
Siyaru A’lamin Nubala’ VI/121, dan al-Wafi bil Wafiyyat II/153. Abu Bakr Muhammad bin
Wasi’ al-Bashri adalah seorang Tabi’in yang ahli ibadah, shalih, dan zahid.
Wafat tahun 123 H.