Betapa indahnya, jika kedua-duanya bisa sempurna terlaksana!



Bismillahirrahmanirrahim

Ibrahim bin Basysyar, pelayan Ibrahim bin Adham, bercerita:

Saya mendengar Abu ‘Ali al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata kepada Ibnul Mubarak, “Engkau menyuruh kami bersikap zuhud, mempersedikit (harta benda duniawi), dan menyiapkan bekal (untuk kehidupan akhirat). Namun, kami melihatmu mendatangkan barang-barang dagangan dari Khurasan ke Tanah Suci. Bagaimana ini, padahal engkau menyuruh kami untuk melakukan hal sebaliknya?”

Ibnul Mubarak menjawab, “Wahai Abu ‘Ali, aku melakukan semua ini untuk menjaga diriku, memelihara kemuliaan kehormatanku, dan untuk membantuku dalam menaati Tuhanku. Aku tidak melihat satu pun hak Allah melainkan aku pasti bersegera untuk melaksanakannya.”

Maka, al-Fudhail pun berkata, “Wahi Ibnul Mubarak, betapa indahnya jika kedua-duanya bisa sempurna terlaksana!”

Pada kesempatan lain, Ibnul Mubarak berkata kepada al-Fudhail, “Kalau bukan karena engkau dan teman-temanmu itu, aku tidak akan mau berdagang.”

Untuk diketahui, Ibnul Mubarak menanggung kehidupan para pencari ilmu dan orang-orang fakir di sekitarnya. Setiap tahun, beliau membelanjakan tidak kurang dari 100 ribu dirham (kira-kira senilai 6,8 milyar rupiah, kurs per Feb. 2012).

Begitulah Ibnul Mubarak, seseorang yang disifati oleh al-‘Abbas bin Mush’ab sebagai berikut: “Abdullah bin al-Mubarak telah mengumpulkan hadits, fiqh, bahasa Arab, sejarah, keberanian, perniagaan, kedermawanan, dan kerinduan di hati bila kita berpisah dengannya.” Bahkan, Sufyan bin ‘Uyainah pernah berkata, “Saya sudah memeriksa kehidupan para Sahabat, maka saya tidak mendapati kelebihan mereka dibanding Ibnul Mubarak selain persahabatan mereka dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan jihad mereka bersama beliau.”

(*) Kisah pertama dikutip oleh Imam al-Baihaqi dalam al-Jami’ Li Syu’abi al-Iman, pada cabang iman ke-13: Kewajiban Bertawakkal kepada Allah. Teks diatas diambil dari Mukhtashar-nya, karya Imam Abul Ma’ali al-Qazwini, hal. 37. Adapun kisah lainnya diceritakan oleh Ibnu Hajar dalam Tahdzibut Tahdzib, pada biografi Ibnul Mubarak.