Bismillahirrahmanirrahim
Allah berfirman dalam QS al-Ahzab: 21: "Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, dan dia banyak
menyebut Allah."
Prinsip pendidikan dan kaderisasi Rasulullah kepada para
sahabatnya adalah:
1. Beliau mendidik mereka untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan kecintaan
yang kuat, bukan karena faktor fisik dan material, yang mampu menanamkan kerinduan
ruhiyah.
2. Beliau mendidik mereka untuk berani maju dan memimpin di barisan terdepan,
berani menyerahkan jiwa mereka untuk ditebus dengan surga yang seluas langit
dan bumi, sebuah keberanian yang melepas belenggu-belenggu sekuat baja.
3. Beliau mendidikan mereka dengan jelas, tegas, dan transparan.
4. Beliau mendidik mereka secara lemah-lembut dan penuh kasih sayang.
5. Beliau mendidik mereka untuk memiliki semangat yang bergelora dan
bercita-cita setinggi-tingginya.
6. Beliau mendidik mereka dengan sangat memperhatikan adab seorang dai dalam
menyeru manusia ke jalan kebenaran.
Prinsip-prinsip diatas diterapkan melalui:
a) Tazkiyatun nafs, dengan membersihkan jiwa dari: (1) syirik besar/kecil, yang
jelas/tersembunyi, (2) bid'ah dalam perkataan, perbuatan, dan keyakinan, (3)
maksiat lahiriah yang besar/kecil, (4) kesalahan hati dan penyakitnya, (5)
akhlaq yang tercela.
b) Tarbiyah amaliyah, yakni dengan kata-kata, perbuatan dan
teladan
Perangkat (wasilah) untuk tazkiyatun nafs:
1.
Ilmu
2.
Doa
3.
Tilawah
al-Qur'an disertai tadabbur, tafakkur dan penuh kekhusyu'an
4.
Memperbanyak
ibadah nafilah dan beragam amal ketaatan, terutama shalat malam
5.
Mengingat
mati dan merenungkan kehidupan akhirat
6.
Membaca
biografi orang-orang shalih dan merenungkan perilaku ahli ibadah serta
orang-orang zuhud
7.
Muhasabah (introspeksi
diri) dan muraqabah (selalu merasa diawasi Allah)
8.
Berderma dan
berinfaq fi sabilillah
9.
Taubat dan
memperbanyak dzikrullah
10. Zuhud di dunia dan mempersedikitnya
Metode (uslub) dalam tarbiyah Rasulullah:
a. Melalui kisah-kisah
b. Melalui nasihat/mau'izhah
c. Menyatukan targhib (motivasi) dan tarhib (ancaman)
d. Menundukkan dengan logika yang tepat
e. Menggunakan dialog dan diskusi
f.
Hukuman dan
sikap keras
g. Sanksi moral
h. Pengarahan secara tidak langsung
i.
Memanfaatkan
situasi dan peristiwa sebagai bahan pelajaran
j.
Motivasi dan
sanjungan
Wallahu a'lam bish-shawab.
(*) Pernah disampaikan dalam kajian di FORKIM, FIA Universitas Brawijaya
Malang; Kamis, 26 Dzulqa'dah 1428 H (06 Desember 2007). Materi ini aslinya
diterjemahkan dan diringkas dari Kaifa Rabba ar-Rasul shalla-llahu
'alaihi wa aalihi wasallam Ashhabahu (Bagaimana Rasulullah Mendidik Sahabat-sahabatnya?),
sebuah transkrip dari rekaman ceramah Dr. 'Aidh al-Qarni. Teks lengkapnya
dimuat dalam buku yang diedit oleh Kamal bin Mukhtar Ismail.