Bismillahirrahmanirrahim
Dikisahkah bahwa Yahya bin Ma’in mendatangi ‘Affan bin
Muslim untuk mendengarkan kitab-kitab Hammad bin Salamah. ‘Affan bertanya, “Apakah
engkau belum pernah mendengarnya dari seorang pun?” Yahya menjawab, “Ya.
Sudah ada 17 orang yang menyampaikannya kepadaku, dari Hammad bin Salamah.”
‘Affan berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menyampaikannya kepadamu.”
Yahya berkata, “Ini hanya salah paham. Saya akan turun ke Basrah dan
mendengarkannya dari at-Tabudzaki.” Affan berkata, “Terserah kamu.”
Maka, Yahya pun pergi ke Basrah dan mendatangi Musa bin Isma’il at-Tabudzaki.
Musa bertanya kepadanya, “Apa engkau belum pernah mendengar kitab-kitab ini
dari seorang pun?” Yahya menjawab, “Saya sudah mendengarnya dalam satu
versi dari 17 orang, dan Anda adalah yang ke-18.”
Musa bertanya lagi, “Apa
yang akan kaulakukan dengan semua itu?” Yahya menjawab, “Sesungguhnya
Hammad bin Salamah terkadang keliru (mengutip riwayat). Maka, saya ingin
memilah kekeliruannya dari kekeliruan orang lain. Jika saya melihat
murid-muridnya bersepakat atas satu persoalan, maka saya tahu bahwa yang keliru
adalah Hammad sendiri. Jika mereka sepakat atas satu persoalan, kemudian salah
seorang dari mereka berseberangan dengan teman-temannya, maka saya tahu bahwa
yang keliru adalah muridnya itu dan bukannya Hammad. Saya pun bisa memilah mana
kekeliruan yang dilakukan oleh Hammad dan mana pula kekeliruan yang (diperbuat
orang lain) atas namanya.”
(*) Diceritakan oleh Abu Hatim Ibnu Hibban dalam muqaddimah karyanya, al-Jarh wa at-Ta'dil.