Bismillahirrahmanirrahim
Ahmad bin Manshur ar-Ramady (w. 265 H) berkisah:
Saya keluar
bersama Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in untuk menemui ‘Abdurrazzaq (di
Yaman). Saya menjadi pelayan mereka berdua. Ketika kami kembali ke Kufah, Yahya
berkata kepada Ahmad, “Aku ingin menguji Abu Nu’aim (al-Fadhl bin Dukain).”
Ahmad menanggapi, “Kita tidak perlu menguji orang itu. Dia bisa dipercaya.”
Yahya berkata, “Menurutku, harus.”
Beliau pun mengambil selembar kertas
dan menuliskan 30 hadits, bagian dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Nu’aim. Akan tetapi, di penghujung setiap 10 hadits beliau menyisipkan satu
hadits yang bukan bagian dari riwayat Abu Nu’aim. Mereka kemudian mendatangi
rumahnya dan mengetuk pintunya. Abu Nu’aim keluar dan duduk pada tempat duduk
dari tanah di depan pintu rumahnya. Beliau menggandeng Ahmad dan mendudukkannya
di sebelah kanannya, mendudukkan Yahya di sebelah kirinya, dan saya sendiri
duduk di bawah. Yahya kemudian mengeluarkan kertas catatan yang telah
dipersiapkannya itu dan mulai membaca, sementara Abu Nu’aim mendengarkan.
Saat
Yahya membaca hadits kesebelas, Abu Nu’aim berkata, “Itu bukan hadits saya.
Coretlah!” Yahya kemudian melanjutkan membaca 10 hadits yang kedua dan Abu
Nu’aim diam mendengarkan. Yahya lalu membaca hadits kedua yang disisipkannya, maka
Abu Nu’aim berkata, “Itu bukan hadits saya. Coretlah!” Yahya melanjutkan
kepada 10 hadits terakhir, dan ketika Yahya sampai pada hadits ketiga yang
disisipkan, berubahlah rona wajah Abu Nu’aim dan matanya pun melotot. Abu
Nu’aim langsung menghadap ke arah Yahya dan berkata, “Orang ini – seraya
dipegangnya lengan Ahmad – sangat tidak mungkin melakukan yang seperti ini.
Kalau yang ini – maksudnya: saya (ar-Ramady) – lebih tidak mungkin lagi
melakukannya. Hai bung, ini pasti perbuatanmu!” Beliau pun menjulurkan
kakinya dan menendang Yahya sampai terjatuh dari tempat duduk itu. Beliau
langsung bangkit dan masuk rumahnya. Ahmad berkata kepada Yahya, “Bukankah
aku telah melarangmu menguji orang ini, dan telah aku katakan bahwa ia
konsisten (dalam meriwayatkan)?” Yahya menjawab, “Demi Allah, sungguh
tendangannya tadi lebih aku sukai dibanding perjalanan yang telah aku lakukan!”
(*) Diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Mizzy dalam Tahdzibul Kamal, XXIII/210-211, dalam biografi Abu Nu'aim al-Fadhl bin Dukain.