Di sebuah negeri, seorang atheis (tidak mempercayai
keberadaan Tuhan) menantang ulama’ kaum muslimin untuk berdebat dengannya. Maka, dipilihlah salah seorang ulama’ yang paling cerdik untuk melawannya. Waktu pertemuan
pun telah ditetapkan. Pada hari itu, semua orang menanti-nanti kedatangan ulama’
tersebut, namun beliau terlambat. Si atheis itu pun berseru kepada semua
hadirin, “Ulama’ kalian telah melarikan diri! Dia tahu bahwa aku pasti akan
mengalahkannya, dan aku akan membuktikan kepada kalian bahwa alam ini tidak
mempunyai Tuhan!”
Ketika ia sedang
berbicara demikian, ulama’ yang ditunggu-tunggu itu pun muncul. Beliau minta
maaf atas keterlambatannya, lalu menjelaskan sebabnya, “Dalam perjalanan
kesini, saya tidak mendapatkan perahu untuk menyeberangi sungai. Lama sekali saya
menunggu di tepiannya. Tiba-tiba saya melihat papan-papan kayu muncul dari
dalam air, lalu dengan sangat cepat dan teratur mereka bergabung satu sama lain
sehingga terbentuk menjadi sebuah perahu. Lalu, ia mendekat dan saya pun
menaikinya untuk menyeberang. Sekarang, saya telah berada di tengah-tengah
kalian.”
Si atheis itu
berteriak memprotes, “Orang ini sudah gila!! Mana mungkin kayu-kayu bisa
berkumpul dan membentuk sebuah perahu, tanpa ada seorang pun yang mengendalikannya?!
Mana mungkin mereka bergerak tanpa ada satu wujud (eksistensi) lain yang
menggerakkannya?!” Ulama’ itu pun tersenyum, lalu berkata pelan, “Kalau begitu,
apa yang akan Anda katakan pada diri Anda sendiri, padahal Anda telah
mengatakan bahwa jagad raya yang sangat besar dan hebat ini tidak mempunyai
Tuhan?!”
*) Judul asli: qisshatu
al-qaarib al-‘ajiib (kisah perahu ajaib), dikutip dan diterjemahkan dari
Majmu’ah Minal Qashash al-Qashirah (Kumpulan Anekdot). Link: http://www.ru4arab.ru/cp/eng.php?id=20050522224557&art=20050523011149