سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَمَّنْ تُفَارِقُهُ * وَانْصَبْ فَإِنَّ
لَذِيْذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ الْمَاءِ يُفْسِدُهُ * إِنْ سَاحَ
طَابَ وَإِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسُدُ لَوْلاَ فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ * وَالسَّهْمُ
لَوْلاَ فِرَاقُ الْقُوْسِ لَمْ يُصِبِ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الْفُلْكِ دَائِمَةً * لَمَلَّهَا
النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنْ عَرَبِ
وَالتِّبْرُ كَالتُّرَابِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ * وَالْعُوْدُ
فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الْحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلَبُهُ * وَإِنْ تَغَرَّبَ
ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
Merantaulah, engkau
akan mendapatkan pengganti dari orang-orang yang kautinggalkan; dan bekerja
keraslah karena sesungguhnya kelezatan hidup itu ada dalam kerja keras
Sungguh aku melihat
menggenangnya air itu akan membuatnya rusak; jika ia mengalir maka ia menjadi
bagus, dan jika tidak mengalir maka dia tidak bagus
Singa-singa itu,
andaikan tidak pernah meninggalkan sarangnya, dia tidak akan mendapatkan
mangsa; dan anak panah takkan pernah mengenai sasaran jika tidak meninggalkan
busurnya
Matahari itu, andaikan
dia berhenti terus di orbitnya; pasti semua manusia akan menjadi bosan
kepadanya, baik orang ‘Ajam maupun Arab
Bijih emas itu tidak
ada bedanya dengan tanah biasa di tempat-tempat asalnya; sedangkan cendana
adalah sejenis kayu bakar saja di negeri asalnya
Jika bijih emas itu
meninggalkan negeri asalnya, maka menjadi mahal harganya; dan jika kayu cendana
itu meninggalkan negeri asalnya maka ia pun semahal emas. (Imam asy-Syafi’i).[1]
تَغَرَّبْ عَنِ اْلأَوْطَانِ فِي طَلَبِ الْعُلاَ * وَسَافِرْ
فَفِي اْلأَسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِدَا
تَفَرُّجُ هَمٍّ وَاكْتِسَابُ مَعِيْشَةٍ * وَعِلْمٌ وَآدَابٌ
وَصُحْبَةُ مَاجِدِ
وَإِنْ قِيْلَ فِي اْلأَسْفَارِ ذُلٌّ وَغُرْبَةٌ * وَقَطْعُ
فَيَافٍ وَارْتِكَابُ شَدَائِدَا
فَمَوْتُ الْفَتَى خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ * بِدَارِ هَوَانٍ
بَيْنَ وَاشٍ وَحَاسِدِ
Merantaulah
meninggalkan tempat asal demi mencari kemuliaan; dan bepergianlah karena dalam
bepergian itu terdapat lima faedah
Yaitu melonggarkan
kesusahan, mendapatkan penghidupan, ilmu, adab, dan berteman dengan orang-orang
terpandang
Jika dikatakan bahwa
dalam perantauan itu terdapat kehinaan, keterasingan, menempuh padang luas, dan
mengalami aneka kesusahan
Maka, sebenarnya
kematian seorang anak muda itu lebih baik dibanding jika dia hidup di negeri
kehinaan, berdiam diantara orang yang gemar mengadu domba dan pendengki. (Imam
asy-Syaf’i).[2]
عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ قَالَ : سَأَلْتُ أَبِي رَحِمَهُ
اللهُ عَمَّنْ طَلَبَ الْعِلْمَ تَرَى لَهُ أَنْ يَلْزَمَ رَجُلاً عِنْدَهُ عِلْمٌ
فَيَكْتُبُ عَنْهُ أَوْ تَرَى أَنْ يَرْحَلَ إِلَى الْمَوَاضِعِ الَّتِي فِيْهَا الْعِلْمُ
فَيَسْمَعُ مِنْهُمْ؟ قَالَ : يَرْحَلُ يَكْتُبُ عَنِ الْكُوْفِيِّيْنَ وَالْبَصْرِيِّيْنَ
وَأَهْلِ الْمَدِيْنَةِ وَمَكَّةَ يُشَامُّ النَّاسَ يَسْمَعُ مِنْهُمْ
‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata :
saya bertanya kepada ayah saya, semoga Allah merahmatinya, tentang
seseorang yang mencari ilmu, “Apakah menurut Anda ia tinggal
menetap pada satu
orang yang memiliki
ilmu (di tanah kelahirannya) dan mencatat darinya, atau ia mengembara ke tempat-tempat yang
ada ilmu disana dan mendengarkan (ilmu) dari mereka?”
Beliau menjawab, “(Sebaiknya) ia pergi mengembara
untuk mencatat ilmu dari para ulama’ di Kufah, Bashrah, juga Madinah dan
Makkah. Ia bergaul dan mengenali manusia, serta mendengarkan ilmu dari
mereka.”[3]
[1] Syair-Syair Imam Syafii, hal.
43-45. Dua bait pertama dikutip pula dalam Majma’ul Hikam wal Amtsal,
bab al-gharib wal ightirab, dinisbatkan kepada al-Buhturi, atau
asy-Syafi’i, atau ‘Ammarah al-Yamini. Bait ketiga dikutip tanpa dijelaskan
siapa pemiliknya dalam Nushratu ats-Tsa’ir ‘alal Matsal as-Sa’ir, hal.
23. Bait kelima dikutip tanpa dijelaskan pemiliknya dalam Zuharul Akam fil
Amtsal wal Ahkam, hal. 144.
[2] Dikutip dari buku kumpulan syair, Alala
Tanalul ‘Ilma…, Pesantren Lirboyo Kediri, hal. 7-8; merupakan syair Imam
Syafi’i, lihat ad-Diwan, hal. 52, namun ada beberapa kata di dalamnya
yang berbeda.